"kenapa engkau
nak buat semua ni Khai, apa yang engkau dapat? buat penat engkau ja, lagi
banyak masalah adalah..tak perlu teruskan projek ni lah, buang masa" fuh,
seakan syaitan membisik di telinga saya, halus saja. Astaghfirullah.
Sesunggunya aku berlindung dari syaitan yang direjam..
Jam sudah menunjukkan
pukul 11.30pm, mata saya mula rasa berat, tapi saya masih berat untuk tidur,
banyak yang perlu diselesaikan. Angin menghembus masuk dalam bilik menerusi
tingkap yang sengaja saya buka, untuk merasa dingin malam. Saya termenung
diluar............sebenarnya ada sesuatu yang bermain difikiran saya.........
"Apa benar mbak,
katanya..di singapura..sudah ada orang melayu yang masuk kristen.." Saya
cuba memancing pandangannya berdasarkan pengalamannya sebagai seorang
kristian...
"Benar. Tapi
bukan di Singapura saja...di Malaysia juga sudah rame kok mas...Maaf, waktu ke
johor dan melaka itu saya ketemu orang-orang melayu yang sudah kristen.
Orangnya cakep dan pinter-pinter kok mas. Bahasa inggarisnya aduhh..hebat! Tapi
sayang di Malaysia pemerintahnya agak keras. Tiada kebebasan kepercayaan.
Jadinya
saudara-saudara kita yang baru masuk kristen nggak berani terang-terangan.
Takut kehilangan famili..karir dan kebebasan. Tentunya kalau di Malaysia kita
nggak boleh bicara soal agama begini ya..seperti kita sekarang ini"
Saya terkejut besar
dengan apa yang dikatakan oleh mbak itu. Dalaman saya amat resah.
"Benarkah apa
yang mbak bilang ini? Tapi soal dasar pemerintahan kan kita tidak sama di
antara sebuah negara dengan negara lain. Kondisi kehidupan sosial, politik dan
ekonomi rakyatnya juga berbeda. Jadi Malaysia perlukan peraturan yang sesuai
dengan kondisi Malaysia." Saya cuba memperbetulkan persepsinya yang
meleset"
Kenapakah mbak ini
kalau bicara tentang program dan perkembangan kristen di indonesia begitu
detail? Seolah-olah dia tahu bahkan berpartisipasi dalam semua program mereka.
Seolah-olah pergerakan Kristen begitu aktif, agresif, terbuka dan
terang-terangan? apa yang saya tahu selama ini pergerakan kristian itu agak
terlindung dan kurang publisiti. Banyak bergerak secara senyap-senyap. Tapi,
itukan di Malaysia. Di negara indonesia, mereka bebas bersuara dan bebas
beragama. Dasar mereka terbuka.
Tapi, keterbukaan
bukan beerti terbukanya kefahaman antara agama di Indonesia. Keterbukaan bukan
bermakna meningkatnya semangat toleransi. Keterbukaan bahkan semacam mengundang
provokasi. Mereka sudah semakin berani! yang akhirnya boleh meninbulkan
persengkataan social dan kemudiannya menjerumus kepada pembakaran, demonstrasi,
pergaduhan dan permusuhan.
"Mas tahu enggak,
di Indonesia sekarang ada 40 juta anak-anak terlantar di jalanan. Tidak cukup
makan dan tidak mendapat pendidikan. Baru berusia tiga tahun sudah diajar
meminta-minta di jalanan..di tengah panas dan hujan. Tidak kira itu anak orang
Islam atau kristian, bahkan anak orang hindu, mereka itu mesti dibantu. Itu
tanggungjawab kita semua. termasuk mas sekali juga" Kata-katanya itu
begitu lancar sekali
"Jadi kalau
anak-anak itu diambil dan dimasukkan ke Panti Asuahan Kristen maka mereka akan
dijadikan kristen?" saya bertanya terus terang dengan nada cemas.
"Ohh...bukan
begitu, Mas. Itu salah faham. Dalam kristen nggak pernah berlaku pemaksaan.
Kami hanya memberikan mereka pelajaran dan keperluan hidup. Tentunya lebih baik
dari apa yang mereka pernah dapat dari ibu bapa mereka sendiri. Soal mahu jadi
kristen apa nggak itu biarkan mereka menilai dan memikirkan sendiri bila sudah
dewasa. Kalau mereka memilih kristen sudah tentulah kami senang sekali."
Dia menyambung
lagi macam satu khutbah...
"Kami juga tidak
pernah menangkap anak-anak ini dijalanan lalu dibawa pergi secara paksa. Bahkan
kami akan cari ibu bapanya. Kami temui dan beri konsultansi. Setelah mendapat
izin, barulah kami menghantar anak mereka ke panti kami kerana ibu bapa sudah
tidak sanggup menanggung biaya makan minum dan sekolah anak-anak mereka."
"Mbak punya
anak?" Saya sengaja mahu mengendurkan nadanya kerana ada beberapa orang
mula menoleh pandangan ke arah kami.
"Saya belum punya
anak. Tetapi saya pernah bernikah. Kami berpisah apabila saya menerima iman
ALLAH bapa dan Ruhul Kudus(masuk kristian)."
"Bererti mbak
dulu Islam?" saya tercengang.
"ya, benar..Mas
kan tahu..Pekalongan itukan daerah Islam. Bumi para santri. Ada puluhan
pesantren di sana. Saya juga pernah jadi anak santri dulu. Sehingga saya pernah
jadi ustazah mengajar di pesantren dekat dengan rumah saya."
"Ustazah?"
Saya terkedu buat kedua kalinya.
"saya mengajar
anak-anak di pesantren setiap hari, tetapi kebutuhan hidup sendiri tidak pernah
terpenuhi. Gaji kecil dan dapatnya tidak tentu. Anak-anak yang dihantar ke
pesantren nggak dibawakan pesangon oleh orang tuanya. Mereka nggak mahu
membayar yuran. Pengurus pesantren yang pusing mencari dana untuk memberi makan
anak-anak ini. Hidup saya sendiri sering kesempitan. Terus terang saya nggak
pernah rasa senang. Selalu putus wang."
"Akhirnya saya
nikah sama ustaz pesantren yang sama. Gaji dari dua orang tidak pernah cukup
untuk menanggung kami berdua. Bagaimana apabila sudah punyai anak nanti? Kami
sering bertengkar. Suami saya suruh saya bersabar. Dia bilang ini jihad. Saya
bilang ini kebodohan dan kekeliruan. Kita mesti berubah. Kita mesti keluar dari
kemiskinan. Keluar dari kejumudan dan kejahilan."
Gaya cakapnya seperti
seorang motivator, barangkali dia selalu mengulang skrip yang yang di
program-program mereka. Saya rasa, eloklah dibiarkan dia bercakap semahunya.
Dia berbicara lagi....
"Sekarang
pemikiran rakyat semakin terbuka. Selepas reformasi, rakyat semakin rasional.
Kebebasan memilih kepercayaan amat didokong pemerintah Indonesia. Inilah
demokrasi tulen. Jangan heran kalau sekarang ini bukan hanya ustaz dan ustazah
masuk kristen, bahkan ada banyak mantan imam yang sekarang sudah jadi krinsten....
...terbukti kehidupan
mereka amat baik dan sempurna sekarang, jauh bedanya kalau dibandingkan sewaktu
mereka masih Islam dulu.....
....40 juta anak-anak
jalanan yang terlantar itu 99% adalah anak-anak orang Islam! Kristen cuma
datang sebagai penyelamat. Kami cuma mahu menjadi umat yang prihatin dan dekat
dengan rakyat" Ujar wanita kristen itu
saya mula mencelah...
"Maaf, jika saya
katakan jika tidak dengan kekuatan dana jemaat Kristen Sedunia(gabungan seluruh
gereja-gereja Kristen Dunia), lalu dana tersebut disalurkan masuk ke tabung
Gerakan Kristen Indonesia (GKI) tentulah perkembangan Kristen Indonesia tidak
sehebat sekarang." kini, giliran saya pula untuk bicara panjang.
Betul, strategi
kristianisasi yang bersandar kepada kebutuhan material ini cukup efektif di
bumi indonesia ini. Ada jutaan orang yang sedang terlantar, hidup miskin
melarat. Bukan perut mereka saja kosang, malah jiwa mereka juga kosong dalam
aspek ketuhanan. Mereka hanyut terumbang ambing, hidup tanpa fundamental atau
asas Islam yang kukuh. Bagi mereka, pengisian perut lebih utama dari pengisia
agama. Hanya boleh bicara soal agama bila perut sudah penuh. No food, no
Talk. Jadi, mereka masuk kristen bukan kerana Ikhlas , tapi kerana
beras.
"Na' uzubillahi
min zalik." watak wanita kristian itu mula menghilang. saya
tersedar..rupanya diri dibuai mimpi.
astaghfirullah....astaghfirullah...astaghfirullah....adakah
ianya satu mimpi? tidak, aku yakin tidak, umat Islam sememangnya sedang tenat.
Moga saudara-saudara Islam ku di Indonesia dan di seluruh dunia dipelihara Iman
dan Islam mereka.
Sebenarnya ia bukanlah
mimpi, tapi ia adalah realiti yang berlaku di Indonesia dan singapura. Di
Indonesia, orang kristen bergerak dengan aggresif bagi menyebarkan ajaran
merekan, dengan jalan business dan dakyah mereka. Business seperti MLM yang
dikuasai oleh mereka mendapat sambutan dan memberi kejayaan pada ahli-ahli
mereka, sehinggakan mucul pula golongan pakar-pakar motivasi dalam bidang
socialogi dan business. Dengan kuatnya pengaruh mereka dalam pernigaan, mereka
mampu untuk membiayai kos-kos pembelanjaan untuk pendidikan dan perubatan.
Boleh saya katakan mereka menggunakan perniagaan, pendidikan, dan kebajikan
untuk mendekatkan kristen dengan masyarakat setempat.
Perniagaan, Pendidikan
dan kebajikan menjadi senjata utama kekuatan gerakan kristian.
Jam sudah menunjukkan
jam 3 pagi. Facebook saya masih terbuka, saya terlihat gambar saya ketika
memberi tazkirah dalam program motivasi di sebuah sekolah di Kedah;
Saya termenung
panjang, hati berbisik...
"Sudahkah saya
buat yang terbaik untuk perjuangan Islam ini? Sudahkah saya memanfaatkan
peluang yang ada untuk Islam"
ternyata sekali tidak,
bahkan terlalu sikit sangat usaha saya. Saya termenung pada budak-budak itu,
merekalah generasi Islam akan datang, persoalannya adakah mereka akan menjadi
pendokong perjuangan Islam atau sebaliknya. hurmmm..saya tidak tahu, saya hanya
mampu berdoa agar mereka menjadi generasi kemenangan Islam.
Yang pasti, saya sudah
decide, perniagaan dan penulisan akan menjadi wadah utama saya dalam usaha
memperjuangankan Islam di muka bumi ini. Ehh, bagi saya Perniagaan dan
Penulisan itu adalah Dakwah, apabila kena pada caranya. Perancangan saya untuk
membuat tuition center berkonsepkan usrah yang bermotifkan sosial business
mesti diteruskan. bagi mengembangkan Ilmu dalam membentuk sakhsiah dan akademik
yang mantap dalam kalangan pelajar.
Solat Tahajud, taubat,
dan hajat menjadi antara senjata utama dalam menguatkan jiwa saya dalam
perjuangan ini. Hati berbisik "sabar....Saya tak boleh berhenti di
sini, perjuangan saya belum selesai......"
Penulis:
Mohd Kaizan Bin Nazlan
Trainer Glokal
Energizer Training & Consultancy (GET)
Perunding Kewangan Islam
0 comments:
Catat Ulasan